– Windowpane – Chapter 5 – KyuMin – Boys Love –


Kyuhyun memandang stir kemudi yang ada di hadapannya dalam diam. Hujan yang beberapa saat lalu begitu deras kini sudah mulai berangsur reda. Pemuda itu kembali menoleh kearah samping tubuhnya dan menatap sosok Sungmin yang masih tidur dengan begitu lelapnya.

 

Kyuhyun memejamkan matanya dan nampak mendesah seperti sedang mengeluarkan beban yang begitu berat. Seorang Cho Kyuhyun yang begitu sibuk. Seorang Cho Kyuhyun yang seharusnya berada di ruangannya dan memantau perkembangan saham kini malah duduk berdiam diri di sebuah mobil bersama seseorang yang tengah lelap tertidur. Dulu.. Kyuhyun pernah memecat begitu banyak karyawan yang menghambatnya dalam bekerja. Dulu.. Dirinya sama sekali tidak segan-segan mengabaikan segala aktifitas yang tidak berguna apabila sudah berurusan dengan pekerjaannya. Tapi sekarang apa yang sedang ia lakukan? Bahkan untuk membangunkan sosok itu dari tidurnya pun Kyuhyun tidak bisa. Bukan tidak bisa.. Tapi dia tidak mau.

 

TOK

 

TOK

 

Kyuhyun menolehkan kepalanya saat terdengar seseorang mengetuk kaca jendela tepat di sampingnya. Untuk beberapa saat Kyuhyun tertegun melihat orang yang mengetuk tersebut. Ia ingat siapa pria ini. Dan dengan cepat Kyuhyun membuka kaca jendelanya.

 

“Terima kasih sudah tidak mengabaikan. Aku lihat kau sedang bersama Sungmin.. Ah.. Perkenalkan aku Kim Kibum. Kebetulan aku temannya Sungmin.” Kibum berucap ramah sembari menunjuk sosok Sungmin yang masih terlelap tidur disana. “Sebenarnya aku sudah disini cukup lama. Berhubung hujan begitu deras jadi aku memilih untuk menunggu. Dan kulihat hujan sudah berhenti jadinya aku mendekat.”

 

Kibum menatap Kyuhyun yang tidak sama sekali membalas ucapannya. Dan tentu saja itu membuatnya merasa tidak enak. “Aku lihat dia masih lelap tertidur.. Apa boleh aku yang membawanya masuk menuju apartemen?” Kibum dengan teliti memperhatikan ekspresi sosok di depannya. Dan setelah begitu lama ia berbicara dengan pria itu.. Akhirnya ia bisa sedikit melihat perubahan ekspresi dari sana. Walau itu sangatlah sedikit.

 

Kyuhyun kembali menoleh menatap Sungmin. Ia tidak meragukan sosok lelaki yang berada di luar mobilnya ini. Ia tahu kalau dia tidak sedang berbohong tentang dirinya yang merupakan teman Sungmin.. Tapi hanya saja ia merasa sedikit tidak nyaman melihat pria ini membawa Sungmin. “Tentu saja.. Silahkan.” Kibum tersenyum lebar dan setelah Kyuhyun membuka kunci pintunya Kibum dengan cepat berjalan mendekat dan membuka pintu lalu bergerak untuk melepas sabuk pengaman Sungmin.

 

Kyuhyun yang melihat itu baru menyadari bahwa beberapa saat yang lalu ternyata ia tidak jadi melepas sabuk pengaman itu dari Sungmin. Dan malah melakukan hal yang malah tidak ia duga-duga.

 

Setelah melepas sabuk pengaman tersebut. Kibum langsung menggendong Sungmin di punggungnya. Pemuda itu kembali membalikkan tubuh menghadap Kyuhyun sebelum benar-benar melanjutkan langkahnya. “Aku tidak tahu apa hubunganmu dengan Sungmin. Tapi terima kasih sudah mengantarnya.” Kibum menganggukkan kepala bertanda pamit dan benar-benar melanjutkan langkahnya masuk ke dalam gedung apartemen itu.

 

Setelah mereka benar-benar sudah tak terlihat lagi. Kyuhyun pun kembali menghidupkan mesin mobilnya dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Namun sebelum ia benar-benar melajukan mobilnya. Kyuhyun memandang slayer yang berada digenggamannya dan lambat laun malah tersenyum.

 

Slayer itu milik Sungmin. Kyuhyun mencurinya begitu saja saat pemuda itu tertidur di sampingnya. Kyuhyun merasa dia harus kembali bertemu dengan Sungmin untuk kedepannya. Dan untuk melakukan hal itu tentunya ia perlu alasan untuk itu. Jadi, slayer ini yang akan menjadi alasannya.

 

Kyuhyun tersenyum seperti orang bodoh. Apa yang sedang dilakukannya hanya untuk sekedar bisa kembali bertemu dengan Sungmin? Kyuhyun merasa ini adalah pertama kalinya ia melakukan hal konyol seperti ini. Dan untuk pertama kalinya ia merasa harus terus menerus berada di dekat seseorang.

 

.

 

.

 

WINDOWPANE

 

KyuMin © God

 

Story © Chizawa Lynch

 

Rated : T

 

~KyuMin~

 

Warning : Mungkin OOC, Typo, Gaje. dll.

 

Genre : Drama, Hurt & Romance.

 

Length : Chaptered.

 

.

 

Boys Love

 

.

 

Point of View : Author

 

.

 

0o0o0

 

Chapter 5

 

.

 

Kibum keluar dari lift yang sudah membawa mereka dari lantai dasar menuju lantai 5. Pemuda itu berjalan masih dengan membawa sosok Sungmin di punggungnya. Kibum melirik Sungmin yang masih tertidur dan menggeleng-geleng tak habis pikir. Dia sudah tahu kalau Sungmin memiliki kebiasaan tidur yang buruk tapi dia tak tahu kalau keburukan itu sudah sedemikian rupanya.

 

“Bagaimana bisa kau tertidur begitu saja saat sedang bersama seseorang? Kurasa kebiasaan tidur sembaranganmu harus disembuhkan.” Kibum berceloteh di sela-sela langkahnya. Pemuda itu menoleh sedikit guna melihat wajah lelap Sungmin yang sedang bersandar di bahunya.

 

“Tapi melihat betapa lelapnya kau. Aku rasa kau begitu merasa nyaman saat bersama orang itu.. Apa orang itu membuatmu nyaman?” Kibum terus melanjutkan celotehannya. Pemuda Kim itu kembali meluruskan pandangannya. “Kau tahu tidak kalau aku sedang merasa gelisah? Mengingat yang selama ini hanya dekat denganmu itu aku dan Donghae. Dan kemudian melihatmu dengan orang lain.. Aku merasa sedikit cemburu.. Itu wajar kan? Karena kita teman. Ya.. Kurasa itu hal yang wajar.” Kibum berhenti saat ia sudah sampai tepat di depan pintu apartemen milik Sungmin. Setelah menekan tombol pada pintu ia langsung melangkah masuk. Kibum menidurkan Sungmin di kamarnya dan tidak lupa menyelimutinya. “Bagaimana bisa kau tidak memberitahuku kalau kau punya teman baru? Kau benar-benar menyebalkan..”

 

Kibum tidak langsung pergi dari sana dan malah memilih untuk duduk di lantai sembari memandang Sungmin yang masih tertidur. Pemuda itu cukup lama memandangi Sungmin dengan begitu lembut.

 

“Kau dan aku teman kan?” Kibum bertanya pada Sungmin. Entah kenapa saat ini ia begitu merasa gelisah. “Ya.. Tidak salah lagi. Kita teman.” Kibum berucap pelan. “Rasa ingin melindungimu.. Itu hal wajar kan di antara teman?”

 

Kibum menarik sudut bibirnya dan membentuk seulas senyum. “Setiap hari ingin melihatmu.. Itu juga wajarkan?” Kibum menyentuh rambut Sungmin dan mengelusnya pelan. “Tapi Sungmin-ah…” Untuk sesaat Kibum merasa ragu. Seketika kejadian itu kembali memasuki ingatannya.

 

“Melihat pria itu menciummu.. Kenapa aku sedih sekali? Apa itu juga hal yang wajar?” Kibum merubah posisi duduknya menjadi membelakangi Sungmin. Pemuda Kim tersebut duduk dengan bersandar pada ranjang Sungmin.

 

Selama ini ia melihat Sungmin hanya sebatas sebagai seorang teman. Tidak lebih. Selama ini ia selalu bersama Sungmin. Selama ini ia selalu nyaman bersama Sungmin dan itu sebagai seorang teman. Tapi hari ini.. Kenapa dia merasa ragu dengan perasaannya sendiri.

 

.

 

.

 

Donghae melangkah pelan memasuki apartemennya. Saat selesai melepas sepatunya pemuda itu dengan cepat menuju kamar kakaknya, Sungmin. Ia baru saja mendapat pesan dari Kibum bahwa Sungmin sudah berada di kamarnya. Tapi sejujurnya saja bukan hal itu yang menjadi permasalahannya. Yang membuat Donghae cepat-cepat pulang setelah selesai menyelesaikan segala urusan di kantor adalah karena Kibum berkata bahwa ada seseorang yang mengantar Sungmin pulang.

 

Dengan hati-hati Donghae memutar knop pintu kamar Sungmin dan melangkah masuk. Namun belum dua langkah ia melangkah.. Sepertinya Sungmin sudah terbangun terlebih dahulu akibat ulahnya. “Donghae-ah, kau sudah pulang? Ini kau kan?” Tanya Sungmin saat matanya terbuka dan dengan keyakinan ia tahu kalau itu adiknya. Mendengar pertanyaan dari kakaknya itu entah kenapa membuat Donghae melempar senyum manisnya.

 

“Kebetulan hari ini tidak banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.. Jadi aku pulang lebih awal.” Donghae berjalan menghampiri Sungmin dan duduk di tepi ranjang. “Kibum juga mengirimkan pesan singkat kalau ia sudah mengantar Hyung dengan baik sampai ke apartemen.” Donghae dengan hati-hati memperhatikan sedikit demi sedikit perubahan wajah Sungmin. Dia perlu mencari tahunya sendiri.

 

“Kibum? Dia.. Yang membawaku masuk?” Tanya Sungmin bingung. Donghae akhirnya paham.. Benar yang dikatakan Kibum. Sungmin diantar oleh orang lain. “Hyung.. Tidak tahu? Atau apa mungkin Hyung diantar oleh orang lain?” tanya Donghae.

 

Donghae benar-benar tidak ingin mendengar Sungmin menyebut nama pria brengsek itu. Donghae mohon dengan sangat.. Jangan orang itu. Bagaimana mungkin dari sedemikian banyaknya manusia yang hidup di Seoul.. Kenapa harus Cho Kyuhyun?

 

“Hanya seorang yang kukenal. Hanya itu. Ada apa memangnya?” Tanya Sungmin balik. Donghae menatap Sungmin dengan sendu. “Hyung..” Panggil Donghae dengan pelan. Membuat Sungmin merasa sedikit tidak nyaman. “Wae? Bicaralah.. Kau membuatku takut.”

 

Donghae tidak tahu harus bagaimana bersikap. Dia tidak peduli dengan perasaan Kyuhyun pada kakaknya. Tapi yang ia takutkan ialah perasaan kakaknya pada Kyuhyun nantinya. Sejak ia melihat bagaimana cara Kyuhyun menatap kakaknya beberapa hari yang lalu.. Donghae merasa gelisah. “Hyung.. Menyayangiku kan?”

 

Mendengar pertanyaan Donghae, entah kenapa Sungmin tersenyum simpul. “Ada apa dengan pertanyaanmu itu?” Donghae benar-benar ingin membuat Hyungnya bahagia. Selama ini ia selalu melihat Hyungnya yang begitu malang. “Hyung.. Akan selalu menomor-satukan aku kan?”

 

“Tentu saja, kau satu-satunya keluarga yang kupunya.” Donghae menatap Sungmin sedikit ragu, Apa baik kalau ia kembali mengungkit masalah ini? “Hyung.. Maaf kalau aku membicarakan hal ini lagi..” Sungmin diam dalam posisinya, pemuda manis itu nampak menunggu ucapan yang akan keluar selanjutnya dari Donghae. “Hyung tentu ingatkan kalau kecelakaan 10 tahun silam adalah kecelakaan yang disengaja?”

 

Donghae meraih telapak tangan Sungmin dan menggenggamnya. “Sebenarnya aku tahu siapa orang yang melakukannya. Dia.. Adalah seseorang yang begitu membenciku saat bangku SMA.” Donghae benar-benar tidak tahu harus dari mana menjelaskannya. “Dia.. ”

 

“Jangan lanjutkan..” Sontak Sungmin dengan cepat memotong ucapan Donghae. Pemuda manis itu menarik tangannya secara kasar dari genggaman Donghae. “Jangan beritahu aku nama bajingan itu.. Jangan pernah.” Donghae tahu.. Dia amat tahu kalau Sungmin akan seperti ini. Sungmin sangat membenci orang itu.. Kakaknya sangat membenci orang yang menjadi penyebab kecelakaan itu.

 

“Demi apapun untuk sekedar tahu namanya saja aku tidak sudi, kau tahu betul itu Donghae-ah.” Inilah sebabnya.. Sungmin bisa begitu dingin apabila membahas orang itu. Dan bagaimana bisa ia membiarkan Hyungnya ini malah berhubungan dengan orang tersebut?

 

“Maaf aku tidak bermaksud membuat Hyung kembali mengingatnya.” Donghae kembali meraih tangan Sungmin dan menggenggamnya. “Tapi Hyung..” Donghae terlihat menggantung ucapannya. “Aku ingin Hyung berjanji padaku tentang satu hal.. Apa hyung mau?” Sungmin mengangguk pelan.

 

“Selain aku dan Kibum.. Kumohon jangan serahkan kepercayaanmu pada siapapun lagi. Selain aku dan Kibum.. Jangan berikan rasa sayangmu pada siapapun lagi.”

 

Apalagi cinta, jangan berikan itu. Batin Donghae berbicara.

 

Sungmin tercenung mendengar ucapan Donghae. Kenapa Donghae mengatakan hal seperti itu padanya? “Donghae-ah.. Apa ada sesuatu yang terjadi?” Tanya Sungmin. Donghae masih menatap Sungmin dengan sendu. “Tidak ada.. Aku hanya tidak ingin membagimu pada orang lain.. Sudah cukup Kibum.” Ucap Donghae. Mendengar perkataan Donghae membuat Sungmin terkekeh.

 

“Kekanak-kanakan sekali.. Baiklah, aku tidak akan memberikannya pada orang lain. Hidup denganmu saja sudah lebih dari cukup, Hyung tidak butuh siapapun lagi.” Donghae merasa airmatanya sudah mulai ingin keluar. Hanya agar Sungmin tidak memiliki perasaan pada Kyuhyun, Donghae dengan teganya menyuruh Hyungnya agar tidak mempercayai siapapun lagi kecuali dirinya dan Kibum. Sungguh egois.

 

.

 

.

 

Kyuhyun melirik kearah pintu ruangannya yang masih nampak tertutup dengan begitu kokoh. Teman lama? Itulah yang dikatakan oleh sekretarisnya dua jam yang lalu. Kyuhyun tidak pernah merasa memiliki teman.. Jadi siapa sosok tidak tahu malu yang ingin menemuinya dan mengaku bahwa adalah teman lamanya ini?

 

Pintu itu akhirnya terbuka dan membawa sesosok lelaki yang tersenyum ramah kearahnya. Kyuhyun tertegun menatap sosok tersebut. “Sajangnim.. Ini Tuan Lee Donghae dari Perusahaan Yoonwan. Beliau datang untuk membahas mengenai persaingan Thender dari kedua perusahaan.” Kyuhyun tidak menghiraukan sekretarisnya yang nampak berbicara. Pemuda Cho itu hanya mengangkat tangannya dan melakukan gesture guna menyuruhnya pergi.

 

Setelah pintu ruangannya kembali tertutup dan tinggal dirinya dan Donghae yang hanya tersisa. Kyuhyun berdiri dari kursinya dan melangkah menuju Donghae yang masih berdiri di tengah ruangan. “Teman lama? Apa kau sedang bercanda?” Ucap Kyuhyun.

 

Donghae tidak bergeming.. Ekspresinya masih terjaga sangat baik. “Kita satu SMA, kurasa aku benar kan, Cho Sajangnim?” Kyuhyun melempar senyumnya pada Donghae. Pemuda itu benar-benar merasa kalau pria di depannya ini sangatlah lucu.

 

“Jadi untuk kali ini sainganku adalah kau? Yang benar saja. Apa perusahaan tempatmu bekerja sedang membual?” Donghae nampak menarik nafasnya dengan cukup panjang. “Saingan.. Tuhan begitu konsisten.. Dulu kita juga saingan kan? Sekarang juga begitu.. Tidakkah itu sangat menakjubkan?” balas Donghae. Pemuda itu tidak menghiraukan perubahan ekspresi dari Kyuhyun. Dia hanya nampak sibuk menatap kondisi ruang kerja Kyuhyun.

 

“Kau tidak berniat menyuruhku duduk atau memberiku minum?” tanya Donghae. Kyuhyun ikut mengabaikan Donghae dan malah kembali menuju meja kerjanya dan mengambil jaket serta ponselnya yang tergeletak di atas meja. “Kurasa tidak ada saingan yang saling menyuguhkan minuman, kan?” jawab Kyuhyun dan membuat Donghae mengangguk paham. “Kau benar.. Bagaimana bisa aku lupa kalau kita saingan? Tidak menutup kemungkinan kalau nanti akan ada racun di dalam minumanku.” Kyuhyun tidak membalas. Membuat Donghae menoleh kearahnya dan saat itu Donghae pun memutuskan untuk mengawasi betul-betul gerak-gerik Kyuhyun.

 

“Kau mau pergi?” Tanya Donghae. Kyuhyun yang sedang ingin mengambil sesuatu di laci mejanya hanya berdehem. “Kau terlihat semangat sekali untuk pergi.. Apa ingin bertemu dengan teman special?”

 

TAK

 

Setelah mengambil sesuatu dari dalam laci, Kyuhyun dengan begitu keras menutup laci itu. Untuk pertama kalinya Kyuhyun menatap Donghae dengan begitu menantang setelah beberapa tahun ini. “Jujur padaku, kau masih ingin membuat perhitungan padaku tentang kecelakaan yang aku buat untukmu dulu kan?” Kyuhyun mengatakannya dengan begitu saja. Membuat Rahang Donghae mengeras. Bagaimana bisa manusia satu ini nampak begitu tidak merasa bersalah mengungkit kejadian itu?

 

“Sangat mengharukan. Kau ternyata masih mengingat jelas dosa besarmu itu ya?” balas Donghae.

 

“Menawarkanmu uang kurasa tidak akan berguna lagi melihat kau sepertinya sudah memiliki karir yang cemerlang. Bagaimana kalau kutawarkan jabatan saja? Kau seperti masih marah.. Aku takut sekali.” Ucap Kyuhyun dengan penuh candaan. Donghae mengepalkan telapak tangannya begitu erat saat mendengar ucapan Kyuhyun. Orang ini, sama sekali belum berubah. Di kepalanya hanya ada kasta, kasta, dan kasta.

 

“Kau masih tetap ‘dermawan’ seperti dulu, tapi maaf.. Aku tidak bisa menerimanya.” Ucap Donghae. Pemuda itu maju beberapa langkah dan berhenti tepat di depan meja kerja Kyuhyun. “Perjumpaan kita hari ini kurasa sampai disini saja. Kurasa kau sudah ingin buru-buru pergi.”

 

Donghae menunduk untuk melihat sesuatu yang berada di genggaman Kyuhyun. “Siapapun yang ingin kau temui, sampaikan salamku, ya?” Kyuhyun melirik kearah benda yang ada di tangannya dan juga benda yang tengah ditatap oleh Donghae. “Aku mau bertemu dengan siapapun itu bukan urusanmu.” desis Kyuhyun.

 

Donghae kembali mengangkat kepalanya dan memandang Kyuhyun. “Aku jadi penasaran dengan orang yang akan kau temui ini.. Apa aku boleh bertemu dengannya?” Kyuhyun menatap Donghae garang. “Jangan pernah macam-macam padaku, kalau kau tak ingin berakhir seperti 10 tahun yang lalu.. Aku bisa melakukan hal yang lebih dan lebih dari hanya sebatas kecelakaan.”

 

“Maksudmu, membunuhku? Wow.. Kau terlihat berlebihan sekali.. Aku hanya ingin bertemu dengan orang yang ingin kau temui dan kau ingin membunuhku?”

 

“Jangan macam-macam, karena aku akan melindunginya.” Ekspresi wajah Donghae berubah datar untuk beberapa saat ketika mendengar ucapan Kyuhyun. Melindunginya?

 

“Hahahahaha..” Donghae langsung tertawa begitu keras. Melindunginya dia bilang? Atas dasar apa dia berkata seperti itu? “Ah.. Aku benar-benar tidak bisa menahan tawaku. Maaf, Cho Sajangnim.”

 

Donghae menunduk hormat pada Kyuhyun dan tersenyum. “Aku rasa sepertinya aku harus pamit dulu.. Sampai jumpa,” Donghae keluar dari ruangan itu dengan langkah santai. Namun ketika 15 langkah terhitung dari pintu keluar. Donghae mencoba memegang dinding yang berada di dekatnya. Orang itu bilang kalau dia akan melindunginya? Melindunginya dia bilang? Donghae tidak tahu kenapa takdir bisa mempermainkan mereka seperti ini. Sejujurnya Donghae tahu betul Kyuhyun ingin menemui siapa.. Dia tahu persis setelah melihat slayer yang digenggam pemuda itu. Itu milik kakaknya, Lee Sungmin.

 

.

 

.

 

Kyuhyun mematikan mesin mobilnya sesaat setelah ia sampai tepat di depan Panti Asuhan dimana Sungmin sering berada. Pemuda itu baru saja ingin melepas sabuk pengaman yang ia pakai tapi tiba-tiba matanya menatap kearah dua sosok yang berada tidak jauh dari mobilnya terparkir. Disana terlihat jelas Lee Sungmin sedang bersama seorang pria yang ia ingat bernama Kim Kibum.

 

“Kenapa kau banyak sekali bicara? Cepat masuk ke dalam mobil.. bukannya kau bilang ada operasi 2 jam lagi?” Sungmin menyuruh Kibum untuk cepat masuk ke dalam mobil tapi nyatanya pemuda itu terus saja berceloteh panjang lebar. “Aku tahu, 2 jam itu masih lama.. kenapa kau seperti ingin sekali mengusirku sih?” Kesal Kibum.

 

Mendengar ucapan Kibum pun membuat Sungmin mengangkat tongkatnya setinggi-tinggi mungkin dan nampak akan mengayunkannya. “Ya!! Kau mau memukulku? Astagaaaa..” Kibum meraih tongkat itu dan memegangnya guna mencegah kalau-kalau akan terayun kearahnya. “Cepat pergi ke rumah sakit!!!” Sungmin berteriak kesal. Membuat Kibum paham kalau pemuda di hadapannya ini memang benar-benar kesal akibat ulahnya. “Aigoo..” Kibum menggeleng-gelengkan kepalanya. “Araso.. Araso. Aku masuk sekarang.. puas?” Kibum baru saja menyentuh pintu mobilnya tapi tatapannya malah jatuh kearah sepatu Sungmin.

 

Mendengar ucapan Kibum yang berkata bahwa akan segera masuk ke dalam mobil tapi dirinya tidak sama sekali mendengar suara pintu mobil terbuka membuat Sungmin heran dan mengernyitkan dahi. “Kibum-ah.. kau masih disini kan?” Tanya Sungmin. Pemuda manis itu sudah ingin kembali bertanya tapi ketika itu ia merasa bahwa ada seseorang yang menyentuh sepatunya. “Kibum-ah.. kau sedang apa?”

 

“Mengikat tali sepatumu.. kau bisa terjatuh nanti.” Setelah selesai dengan sepatu Sungmin, Kibum pun kembali berdiri. “Oke, aku benar-benar pergi sekarang.” Kibum pamit tapi sebelum masuk pemuda itu terlebih dahulu membenarkan posisi mantel yang dikenakan Sungmin. “Doakan operasiku sukses ya?” Pinta Kibum.

 

“Mwoya? Selama ini kau tidak bermasalah dengan operasimu.. kenapa tiba-tiba minta doa seperti ini?”

 

“Lihat.. lihat. Hanya mendoakan jadwal operasiku saja kau sudah tidak mau? Sebaiknya aku lepas lagi saja tali sepatumu.” Canda Kibum. “Ya! Jadi kau tidak ikhlas mengikatnya?” kesal Sungmin. “Menurutmu bagaimana?” Tanya Kibum. Sungmin nampak sedang berpikir keras. “Kau ikhlas.” Ucap Sungmin dan membuat mereka berdua tertawa.

 

Dari dalam mobil, Kyuhyun masih belum berani keluar dan hanya bisa memperhatikan saja. Dan saat pemuda bernama Kim Kibum itu sudah benar-benar menghilang bersama mobilnya dengan cepat Kyuhyun keluar dari mobil dan berjalan menghampiri Sungmin.

 

“Sungmin-ssi!” Panggil Kyuhyun cepat. Membuat Sungmin berhenti melangkah dan menoleh kearah belakangnya. Melihat raut bingung dari Sungmin entah kenapa membuat Kyuhyun sedikit kecewa. Sungmin masih belum mengenail suaranya sehingga dia masih perlu memberitahu identitasnya terlebih dahulu.

 

Kyuhyun berjalan dengan langkah lebar-lebar menuju tempat Sungmin berdiri. Saat ia sudah berdiri tepat di dekat pemuda manis itu Kyuhyun pun langsung bersuara. “Ini aku,” Ujar Kyuhyun. Sungmin nampak berpikir. Dan kemudian dengan sedikit ragu-ragu pemuda manis itu menyebutkan sebuah nama. “Tuan.. Cho Kyuhyun?” Tebak Sungmin sedikit ragu.

 

Kyuhyun yang mendengar tebakan Sungmin yang ternyata benar pun. Entah kenapa membuat perasaannya senang luar biasa. Sungmin mengenalinya. Orang ini mengenali suaranya.

 

“Ya. Aku Cho Kyuhyun.”

 

.

 

.

 

“Jadi, kali ini apa yang membuat anda datang?” Kyuhyun menoleh kearah Sungmin yang duduk di sampingnya. Saat ini keduanya sedang duduk di salah satu bangku panjang yang terletak di halaman belakang panti. Kyuhyun nampak merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah slayer dari sana.

 

“Slayer. Aku kemari untuk mengantarkan ini padamu.” Sungmin masih terdiam. Ia belum begitu paham maksud perkataan Kyuhyun. “Slayer?” Tanya Sungmin kemudian. Dengan cepat Kyuhyun meraih tangan Sungmin dan memberikan slayer itu ke dalam genggaman tangan tersebut. “Kau meninggalkannya di mobilku kemarin.”

 

Kyuhyun menggigit bibir bawah salah tingkah. Meninggalkannya? Lucu sekali. Lebih tepatnya adalah ia yang sengaja mencurinya. “Ah.. Saya ingat. Terima kasih banyak, maaf merepotkan anda. Slayer ini dari adik saya. Lega mengetahuinya tidak hilang.” Mendapati Sungmin yang berterima kasih padanya entah kenapa membuat Kyuhyun memegangi kepalanya sendiri nampak kian salah tingkah.

 

“Adik? Kau punya adik?” Tanya Kyuhyun. “Ne, adik laki-laki.. Umurnya 28 tahun, 2 tahun lebih muda dari saya.” Kyuhyun memandang Sungmin dengan begitu lekat. Kalau adiknya berumur 28 tahun.. Jadi, orang ini berumur 30? dan kesimpulannya adalah.. Orang ini lebih tua darinya 2 tahun, astaga.

 

“Tuan.. Anda masih disana?” Kyuhyun yang melamun pun langsung menoleh ketika suara Sungmin terdengar. “Ya, aku masih disini.” Jawab Kyuhyun. Pemuda Cho itu nampak ingin mengatakan sesuatu tapi dia terlihat sedikit ragu. “Kau.. Apa bisa jangan memanggilku dengan sebutan ‘Tuan’. Itu terdengar amat tidak nyaman.” ujar Kyuhyun.

 

Sungmin terlihat kaget mendengar ucapan Kyuhyun. Jadi.. Dia harus memanggil dengan apa? “Panggil nama saja, Kyuhyun.” Seperti mendengar apa yang dia katakan di dalam hati, Kyuhyun langsung menjawabnya.

 

“Sungmin Hyung!! Ayo bermain!” Tanpa diduga hadir 3 orang bocah laki-laki yang entah kenapa malah menubruk tubuh Sungmin secara serampangan. “Wow wow.. Kalian tidak lihat Hyung sedang ada tamu?” Sontak saja mendengar ucapan Sungmin, ketiga bocah itu secara bersamaan menoleh menatap Kyuhyun. “Ahjussi.. Nuguseyo?” tanya salah satu dari ketiga bocah itu pada Kyuhyun. Kyuhyun memandang bocah itu sedikit sangsi. Astaga, dia lupa dimana ini.. Disini kan panti asuhan. Tentu saja akan banyak bocah-bocah jelek seperti mereka.

 

“Ahjussi.. Apa ahjussi tuli?” bocah lainnya kini ikut menimpali. “MWO?!” Teriak Kyuhyun kesal. Berani-beraninya bocah ini menyebutnya seperti itu? “Kyuhyun-ssi, maafkan mereka. Mereka tidak bermaksud untuk seperti itu.” Kyuhyun kembali memandang Sungmin. Dan mau tidak mau dia harus menelan rasa jengkelnya.

 

“Sungmin Hyung.. Ahjussi ini ahjussi yang pernah berpidato itu kan di panti ini? Hyung pernah bilang kalau ahjussi ini adalah orang yang baik hati.” Satu bocah yang tersisa akhirnya ikut juga berbicara. Tapi kali ini ucapannya tidak membuat amarah Kyuhyun berkobar.

 

“Ah.. Benar. Kau ingat rupanya.”

 

“Tentu saja, aku kan jenius.” Bocah itu menoleh kearah Kyuhyun dan lanjut berkata. “Ahjussi.. Apa kau bisa bersepeda?” Kyuhyun menoleh. “Bisa, kenapa?” tanya Kyuhyun datar.

 

“Ajari aku naik sepeda.” ucap bocah itu. Kyuhyun sudah ingin berbicara panjang lebar guna menolaknya tapi sebelum ia bersuara, Sungmin sudah terlebih dahulu bersuara. “Ya! Jangan asal bicara. Ahjussi ini orang sibuk.. Dia harus kembali ke kantor. Jangan minta macam-macam.”

 

Mendengar ucapan Sungmin entah kenapa membuat Kyuhyun tidak setuju? Siapa bilang dia ingin kembali ke kantor? Dia ingin disini. “Mana sepedamu?” Kyuhyun bertanya tiba-tiba. “Disana.. Aku sudah membawanya.” Ucap bocah itu.

 

“Anda tidak kembali ke kantor?” Tanya Sungmin. Kyuhyun pun langsung menjawab. “Tidak. Kurasa aku akan disini cukup lama.”

 

Sungmin masih tidak percaya bahwa orang sibuk seperti Kyuhyun malah secara santai menyetujui permintaan yang sedikit tidak tahu ‘kondisi’ ini.

 

“Baiklah.. Ayo ambil sepedamu.” perintah Kyuhyun pada anak laki-laki itu.

 

.

 

.

 

“Ahjussi.. Pegang yang benar dong!” Bocah itu terus-terusan berteriak pada Kyuhyun. Dia benar-benar tidak ingin diajari oleh pria ini lagi. Kyuhyun sama sekali tidak becus memegangi sepeda yang ia naiki.

 

Bocah itu menurunkan kakinya dan berbalik menatap Kyuhyun yang bertugas memegangi sepedanya dari belakang. “Ahjussi.. Jadi kau dari tadi tidak memperhatikan jalan ya? Ahjussi lihat apa sih?!”

 

Kyuhyun menoleh pada bocah lelaki yang meneriakinya ini. Berbagai umpatan kasar sudah ingin ia layangkan ke arah bocah itu. Tapi.. ‘Dasar bocah tidak tahu malu.. Dia pikir dengan siapa dia sedang berteriak?’ batin Kyuhyun.

 

“Aku tidak lihat kearah lain.. Kau saja yang menaikinya tidak benar.” Bocah itu benar-benar terlihat kesal pada Kyuhyun. “Ahjussi selalu melihat Sungmin Hyung.. Aishh.. Benar-benar menyebalkan.” Tanpa aba-aba bocah itu langsung mengendarai sepedanya dengan cepat dan nyaris membuat Kyuhyun hampir terjungkal.

 

“Ya!!” Teriak Kyuhyun sebal. Apa-apaan itu? Dia bisa bersepeda ternyata? Dasar bocah gila. Kyuhyun berjalan kembali kearah bangku panjang yang masih diduduki Sungmin. Pemuda itu langsung menghela nafas panjang saat ia benar-benar duduk. “Waeyo? Anda pasti kesal ya?” Sungmin bertanya. Kyuhyun menoleh dan sedikit tidak paham dengan ucapan Sungmin. “Kesal? Kau sudah tahu kalau bocah itu nyatanya bisa bersepeda?”

 

Kyuhyun melihat Sungmin mengangguk. “Maaf kalau saya tidak memberitahu anda. Saya juga tidak tahu harus bilang apa karena anda sudah langsung menyetujuinya.” Kyuhyun masih jengkel. Dia masih belum bisa menerima penipuan ini. “Tapi ini benar-benar menjengkelkanku.” Ucap Kyuhyun. Mendengar ucapan Kyuhyun, entah kenapa membuat Sungmin terdiam. Dia paham kenapa Kyuhyun merasa jengkel.

 

“Atas nama anak-anak itu.. Saya minta maaf.” Kyuhyun melirik Sungmin yang entah kenapa tiba-tiba meminta maaf padanya. “Anak-anak disini.. Mereka sangat bahagia apabila bertemu dengan orang baru.” Sungmin melanjutkan ucapannya. “Mereka tidak memiliki orangtua.. Jadi ketika ada orang dewasa yang datang. Mereka pasti akan meminta orang itu melakukan sesuatu untuk menemani mereka bermain.” Kyuhyun masih diam. Pemuda itu tidak tahu harus menjawab apa. “Mereka hanya ingin bermain.. Tapi kurasa cara mereka sedikit buruk.”

 

Kyuhyun mengernyitkan alis saat Sungmin berdiri dari kursi dan secara tiba-tiba membungkuk. “Saya minta maaf atas nama mereka.” Kyuhyun terlihat kaku. Anak-anak itu sama sepertinya. Mereka kesepian.. Tapi berbeda dengan cara yang dilakukan mereka. Kyuhyun hanya bisa menutup diri dari orang-orang.

 

“Sudahlah.. Kau juga kembalilah duduk.” Sungmin kembali menegakkan posisi tubuhnya. “Kau membuatku takut.. Jangan meminta maaf seperti ini.” Sungmin tersenyum mendengar ucapan Kyuhyun. Dia tahu.. Orang ini adalah orang yang baik. Kyuhyun melirik Sungmin yang sedang nampak kembali duduk. “Kau.. Apa kau tidak berniat untuk bermain dengan anak-anak itu?” tanya Kyuhyun.

 

“Saya tidak bisa melihat.. Jadi itu mustahil.” jawab Sungmin. “Tidak bisa melihat? Kau tidak berniat operasi?” Tanya Kyuhyun. Sungmin terdiam cukup lama. Pemuda manis itu nampak sedang melipat bibirnya ke dalam. “Saya sudah merasa nyaman seperti ini.”

 

Kyuhyun menoleh menatap Sungmin. Nyaman? “Kau tidak pernah ingin melihat sesuatu? Setidaknya penasaran tentang sesuatu, mungkin?” Kyuhyun masih belum paham.. Apa hidup bertahun-tahun dalam kegelapan bisa membuat nyaman? “Kalau saya melihat pun.. Memangnya ada yang bisa berubah?” Sungmin balik bertanya. Dia sudah kehilangan impiannya. Dia sudah hidup seperti ini cukup lama. Jadi, bertahan sampai akhir dalam kondisi seperti ini tidak akan jadi masalah kan?

 

“Kau juga bilang kalau kau memiliki seorang adik? Apa kau tidak berpikir kalau adikmu pasti sedih melihatmu seperti ini?” Saat Kyuhyun mengatakan hal itu, wajah Donghae tiba-tiba muncul dalam kepalanya. 10 tahun telah berlalu.. Bagaimana penampilan Donghae sekarang? Apa masih culun saat SMA? Apa Donghae masih terlihat kaku seperti dulu?

 

“Teman.. Aku yakin kau punya teman. Apa tidak ada keinginan untuk tahu seperti apa wajahnya?” Sungmin teringat Kibum.. 3 tahun ia kenal dengan pria itu. Berbeda dengan Donghae yang telah ia ketahui wajahnya. Dia sama sekali tak memiliki gambaran bagaimana rupa Kibum.. Apa wajahnya tampan? Atau malah jelek?

 

“Saya ingin sekali melihat mereka. Banyak sekali tempat yang ingin saya lihat. Bagaimana bentuknya.. Bagaimana rupanya. Saya selalu berimajinasi sendiri.” Sungmin berujar pelan. “Tapi di atas semua itu.. Saya tidak bisa.” Sungmin ingin sekali melihat.. Sangat. Tapi.. Ada seseorang yang tidak ingin ia ketahui.

 

“Anda tahu pepatah yang berbunyi ‘hanya karena nila setitik, rusak susu sebelangga?’ ” Kyuhyun mengangguk. “Ya. Aku tahu.” Sungmin tersenyum tipis.. Amat tipis. “Sepertinya karena nila itu.. Saya tidak bisa membiarkan diri saya sendiri bisa melihat.”

 

“Ada seseorang yang sangat tidak ingin saya ketahui wajahnya. Bahkan namanya saja saya tidak ingin tahu.. Saya.. Benar-benar tidak ingin melihat hanya karena orang itu. Mungkin anda menganggap saya tidak masuk akal atau apapun itu. Tapi.. Saya benar-benar tidak ingin melihat karena tidak ingin tahu wajah orang itu.” Sungmin berdiri dari bangku dan berniat berjalan. Tapi baru satu langkah, terdengar suara tubrukan yang begitu keras dan itu membuatnya gemetaran.

 

Kyuhyun yang juga ikut mendengar suara itu pun sontak menoleh dan terbelalak saat mendapati anak lelaki yang tadi mengerjainya telah terjatuh dari sepeda dan menabrak sebuah pohon besar disana. “Apa yang terjadi?” Tanya Sungmin pada Kyuhyun. “Anak laki-laki yang memintaku untuk mengajarinya bersepeda tadi terjatuh dan menabrak pohon.”

 

“Mwo?” Sungmin bergerak dari posisinya dan bermaksud untuk menghampiri anak laki-laki itu. Kyuhyun yang ada disana pun dengan sukarela menuntun Sungmin menuju kesana. Sesampainya disana.. Sungmin langsung bertanya pada anak-anak lain yang juga sedang mengerubungi si anak lelaki bersepeda.

 

“Apa yang terjadi?” Tanya Sungmin. “Rem sepeda Jae Wan dirusak oleh Do Hoon. Jadi Jae Wan terjatuh..” ucap seorang anak lelaki disana. Kyuhyun melirik dan memperhatikan Sungmin yang tiba-tiba terdiam. Kenapa pemuda ini terlihat ketakutan? “Dimana Do Hoon? Dimana anak itu?!!” Secara tak terduga Sungmin berteriak marah. “Lee Sungmin.. tenanglah.. Jae Wan juga tidak terluka parah.. Dia hanya lecet.” Kyuhyun menimpali. Dia tidak mengerti dengan jalan pikiran Sungmin.. Kenapa pria ini terlihat berlebihan dalam menyikapi hal ini?

 

“Hwan Do Hoon! Cepat kesini.. Apa kau sudah tahu yang kau lakukan bisa menyebabkan hal berbahaya?!” Sungmin tidak menghiraukan ucapan Kyuhyun. Dia terus berteriak marah dan menyalahi bocah bernama Do Hoon tersebut.

 

“Sungmin Hyung.. Aku minta maaf. Aku hanya bercanda.” Sebuah suara tertuju kearah Sungmin dan terdengar begitu menyesal. “Bercanda juga ada batasnya.. Hyung benar-benar tidak bisa menerima perbuatanmu ini. Jadi sekarang.. Cepat masuk ke dalam dan kau tidak diperbolehkan tidur di ranjangmu seperti biasa. Tidurlah di ruang belakang.” Kyuhyun menatap Sungmin dengan tatapan sulit dipercaya. Anak bernama Do Hoon itu langsung berlari masuk dan menangis.. Sedangkan anak lainnya sudah membawa Jae Wan masuk untuk diobati.

 

“Hei.. Dia hanya lecet. Apa kau perlu menyuruh anak itu untuk tidur di ruang belakang?” Kyuhyun berbicara pada Sungmin. “Dia salah.. Perbuatannya salah.” jawab Sungmin. “Apa kau tidak bertanya kenapa dia merusak remnya? Mungkin Jae Wan pernah mengerjainya dan membuatnya kesal.”

 

“Apapun alasannya dia tetap salah.. Tidak seharusnya dia melakukan hal itu.” Sungmin berujar dingin dan membuat Kyuhyun sedikit geram. “Kau berlebihan sekali.. Apa perlu kau bersikap berlebihan seperti ini?” Tanya Kyuhyun. Mendengar ucapan itu, entah kenapa membuat Sungmin yang berniat pergi pun malah menghentikan langkahnya.

 

“Berlebihan? Anda bilang saya berlebihan?” Nada bicara Sungmin nampak bergetar. “Jae Wan terjatuh dan nyaris terluka.. Apa anda tidak melihatnya?” Sungmin berkata dengan begitu pelan. “Dia hanya lecet.. Dia tidak terluka..” Jawab Kyuhyun.

 

“Bagaimana kalau dia terluka? Bagaimana kalau tulangnya patah? Bagaimana kalau kepalanya terbentur? Apa Do Hoon sempat berpikiran sampai ke sana?” Sungmin berujar dengan nada yang begitu tertahan. Setetes airmata jatuh begitu saja dari mata Sungmin. Dan itu membuat Kyuhyun tertegun.. Kenapa Sungmin menangis? Kenapa pria ini harus menangis hanya karena kejadian ini?

 

“Apa Do Hoon sempat memikirkan apabila Jae Wan terluka itu tidak akan mempengaruhi kehidupannya?” Sungmin makin mengeluarkan airmatanya. “Apa Do Hoon sempat memikirkan kalau hal yang dia sebut sebagai candaan itu bisa saja membuat hancur hidup seseorang?!” Sungmin berteriak histeris. Dia tidak ingin ada orang lain yang akan menjadi sepertinya.

 

“Apa anda tahu mengapa saya tidak bisa melihat seperti ini?” Sungmin bertanya. “Ini ulah candaan. Ini ulah dari seseorang yang sangat saya benci. Ini ulah dari orang yang sangat tidak bertanggung jawab.”

 

Kyuhyun tidak tahu kalau kejadian ini akan membuat Sungmin begitu terguncang. Dia tidak tahu bahwa akan sesakit ini melihatnya menangis. Dia tidak tahu kalau Sungmin begitu menyedihkan. “Mungkin orang itu hanya menganggapnya sebagai candaan. Tapi apa yang terjadi? Hidupku hancur. Hancur karena candaan sampah seperti dia!”

 

Kyuhyun teringat pada Donghae. Dulu.. Dia sempat membuat pria itu celaka. Apa perbuatannya itu sudah membuat bekas ‘luka’ yang begitu dalam pada pemuda itu? Apa terjadi sesuatu yang membuat Donghae begitu marah padanya saat itu?

 

“Apa saya masih berlebihan?” Kyuhyun masih terdiam dan tidak mengeluarkan suara sekalipun. “Kyuhyun-ssi.. Apa menurut anda saya masih berlebihan?” kali ini Sungmin menyebut namanya. Dan itu membuat sesuatu yang berada di dalam hati Kyuhyun sedikit bergetar.

 

“Kyuhyun-ssi?” Saat nama itu kembali keluar dari bibirnya. Sungmin merasa seseorang telah menarik tubuhnya dan sebuah lengan sedang melingkari tubuhnya. Saat ini dia sedang berada dalam pelukan seseorang.

 

“Berhenti bertanya..” Suara itu terdengar begitu indah di telinganya. “Berhenti berbicara..” Sungmin menyukai suara ini, sangat menyukainya.

 

“Hanya menangis..” Ujar Kyuhyun. Pemuda itu masih memeluk Sungmin dengan begitu erat namun terasa lembut. “Kalau kau ingin menangis. Menangis saja. Jangan ditahan..” Mendengar ucapan Kyuhyun itu pun langsung membuat airmata Sungmin tambah deras mengalir.

 

Hari itu.. Hari dimana untuk pertama kalinya Kyuhyun memeluk Sungmin yang sedang menangis.

 

Hari itu.. Hari dimana untuk pertama kalinya Kyuhyun ingin membuat Sungmin tersenyum.

 

Dan Hari itu.. Hari dimana untuk pertama kalinya Kyuhyun ingin bersama dengan Sungmin selamanya.

 

.

 

.

 

[ EPILOG ]

 

Kyuhyun terus membuka-tutup laci meja kerjanya. Pemuda itu benar-benar gelisah selama seharian ini. Untuk beberapa menit ia hanya memandangi lacinya yang masih tertutup dan pada akhirnya memilih untuk membukanya.

 

Kyuhyun mengambil sebuah slayer dari sana. Ya itu Slayer milik Sungmin. Setelah mengeluarkan benda itu dari sana, Kyuhyun pun kembali menutup lacinya dan terlihat gelisah lagi.

 

Pemuda itu berdiri dari kursi dan nampak sedang menatap slayer itu bingung. “Ehem.. Eumm..” Kyuhyun mengatur tenggorokan dan beberapa kali berdehem.

 

“Sungmin-ssi.. Ini slayermu.. Kau meninggalkannya kemarin.. Sangat merepotkan.” Ucap Kyuhyun seorang diri. Kyuhyun menggeleng-geleng tak setuju dengan ucapannya. Sungmin akan merasa sedih mendengar ucapannya yang seperti itu.

 

“Sungmin-ssi.. Aku sengaja mengambilnya kemarin.. Jadi sekarang aku kembalikan.” Kyuhyun menutup wajahnya frustasi.. Ada apa pula dengan ucapannya yang barusan ini? Kyuhyun berjalan menuju jendela besar yang berada di ruangannya. Pemuda itu menatap pemandangan kota Seoul dengan sedikit mengernyitkan dahi.

 

“Bagaimana aku mengatakannya dan mengembalikannya?” Tanya Kyuhyun entah pada siapa. Kyuhyun kembali menatap slayer itu dan membawanya hingga sejajar pada pandangan matanya. Kyuhyun menarik nafas panjang-panjang dan menghembuskannya. Tak lupa juga pemuda itu menutup matanya. Pemuda itu menjulurkan slayer itu ke depan nampak membayangkan jika Sungmin berada di depannya.

 

“Slayer. Aku kemari untuk mengembalikan slayermu.” Ujar Kyuhyun. Lambat laun pemuda itu membuka kembali matanya. Dan saat itu juga.. Matanya menangkap sosok Sungmin berada di depannya. Kyuhyun kembali menutup matanya dan kembali membukanya. Dan saat itu tidak ada lagi Sungmin disana.

 

Kyuhyun kembali berjalan menuju kursinya dan duduk. Bahkan sekarang ia sudah mulai berimajinasi tentang pemuda itu. Kyuhyun menatap slayer yang masih berada di genggamannya dan merenung.

 

“Lee Sungmin.. Apa kau benar-benar hantu? Kenapa selalu muncul di hadapanku? Atau apa mungkin aku sudah gila?” Kyuhyun berujar datar. Ia.. Benar-benar tidak tahu harus bagaimana bersikap.

 

“Ya.. Sepertinya aku yang sudah gila.”

 

.

 

.

 

Cont-

 

Chapter 5 update!! Yang nanyain kenapa ga ada Epilog di ending buat chapter ini aku pake epilog lagi tuh.. Epilog diatas ‘My Love From The Star’ banget yakkk? XD

 

Yahh.. Saya kemarin janjinya bakal update setelah Mei.. Tp kenapa tiba2 sekarang udh update? Ternyata UAS saya udh selesai minggu ini dan langsung aja diupdate biar ga mubazir(?) waktu..

 

Buat yang nanyain OBJECT.. sebenarnya ff itu udh ada idenya.. Tp belum ada mood buat nulis.. T.T tp diusahain kok ntar aku cari-cari moodnya.

 

Sekian cuap-cuap saya.. Makasih udh baca.. Review lagi ya?? ^^

About kpopfanficcouple

Please leave comment after you read thx ^^

11 responses to “– Windowpane – Chapter 5 – KyuMin – Boys Love –”

  1. kim yebbi says :

    ming kasian gr2 ulah kyu jd bgni ..

  2. tika137 says :

    Baca chap ini membuatku bisa ngebayangin bagaimana nyeseknya perasaan kyumin kedepannya… bagaimana tersiksanya menyukai seseorang yang tidak seharusnya disukai… dan rasa bersalah Donghae nantinya… sepertinya kunci utamanya disini adalah Donghae yah?
    Hwaaaa nggak kebayang gimana hancurnya perasaan Kyuhyun dan Sungmin nantinya…..

  3. afny kyumin says :

    Aigooo.. demi apa (?) Sajangnim cho kyuhyun sudah jatuh cinta ma Minnie Dan kayaknya Minnie jga dah mulai menyukai kyunnie…
    Apa yg akan Di lakukan Minnie Klw dia tahu ternyata kyunnie yg menabraknya..
    Dan apa yg akan dilakukan kyunnie Klw dia tahu yg ditabraknya adalah Minnie..
    Bgmna dengan perasaan mereka kedepan nya ???
    Dan apa yg akan dilakukan dongekkk kepada kyunnie Dan Minnie ???

    Achhhhhhhh penasaran penasaran penasaran…. next chap Ditunggu saeng … jgan kelamaan updatenya Yach.. hwaiting saeng chizawa buat ujian ujian nya 🙂

  4. Jirania Triana says :

    aghhh.. aq suka bgt ff ini.. kmren baca.a di ffn.. tp pas mw cari lg sapa tau udah update aq lupa judulnya xD #gubraggg
    setelah pencarian panjang(?) dgn berbagai keyword yg rumit lewat mbahh google akhirnya saya nyasar ke blog author langsung mlahan hahaha..

    uhhhh.. ngga sabar tau reaksi sungmin pas tw orang yg dy benci itu kyuhyun.. dan bgaimana reaksi kyuhyun pas tw sungmin buta gara” dy >_<

    donghae hrus segera ngsih tw sungmin sblm min bner jatuh cinta sma kyu.. biar lah kyu yg merana sndri nntinya #plak

  5. NiCho2097 says :

    nggak ngebayangin kalo akhirnya mereka mengetahui kenyataan masing2….
    takdir yg kejam…..
    semoga mereka baik2 aja….

  6. niefi3ani says :

    hai aku reader baru, baca ff ini dr chap 1 amp 5 sekaligus bikin mata perih tp puas, cerita’y bagus, tp diawal2 chap kyuhyun’y nyebelin pake banget kekeke, next chap’y ditunggu, izin baca ff yg lain ya 🙂

  7. Kartika hutabalian says :

    Astaga, kyuhyun gak tau klau sungmin adiknya donghae.. Apa jadinya kalau sungmin tau kalau kyuhyun yg buat di celaka…

  8. retno says :

    kapan dilanjut lagi ff ini……

  9. citra_ratna 868 says :

    Seandainya sungmin tau klg kyuhyun pelaku’a gmn reaksi’a nanti…

  10. retno says :

    sungmin akan marah kan pastinya…gak mau ktemu kyuhyun…dia yg nyelakain donghae tapi imbasnya ke sungmin….aq baca sampai berulang kali..tp gak bosen…

  11. sara kyumin says :

    Ah suka bgt kyumin moment di sini.
    Author fighting!

Leave a comment